Maryland, AS , Alex Kinyua (22) mendapat sebutan kanibal asal Maryland, AS. Ia dituding membunuh seorang pria berusia 37 tahun bernama Kujoe Bonsafo Agyei-Kodie dan memakan jantungnya serta sebagian dari otak korban. Atas hal ini, dia mengaku bersalah.
Pengakuan itu diutarakan Alex di persidangan yang digelar Senin (19/8) kemarin. Meskipun sudah mengakui aksinya yang dilakukan tahun 2012 lalu, Kinyua tidak akan dikenai hukum pidana karena menurut psikiater, ia mengalami gangguan kejiwaan.
Mantan mahasiswa teknik elektro di Morgan State ini mengatakan kepada pihak berwenang bahwa ia menggunakan pisau untuk membunuh dan memutilasi teman sekamarnya itu sebelum memakan organnya. Agyei-Kodie yang berasal dari Ghana, tinggal bersama Kinyua selama kurang lebih enam minggu sebelum ia menghilang pada bulan Mei 2012.
Awalnya, Kinyua membantah bahwa ia mengetahui perihal kematian Agyei-Kodie. Namun, keterangan Kinyua membuat pihak berwenang curiga dan merekapun memeriksa tempat sampah di gereja. Benar saja, di situlah sebagian besar bagian tubuh Agyei-Kodie disembunyikan Kinyua, demikian dilaporkan CBS 13 dan dilansir NY Daily News, Selasa (20/8/2013).
Petugas juga menemukan kepala dan tangan Agyei-Kodie di townhouse tempat Kinyau tinggal. Pembunuhan ini adalah akhir dari tindak kekerasan yang dilakukan Kinyua. Sebelumnya ia pernah menyerang mantan teman sekelasnya dengan pemukul bola baseball hingga meninggal dunia. Namun, dengan jaminan, Kinyua dibebaskan.
Tak hanya itu, dalam persidangan juga dikatakan bahwa Kinyua pernah membuat pemuda bernama Joshua Caesar (23) buta akibat memukulinya dengan tongkat yang dibungkus kawat berduri pada 19 Mei 2012. Teman Kinyua mendengar teriakan dan mendapati Kinyua tengah berdiri di depan Caesar dengan sebilah pisau di tangannya.
Jaksa di pengadilan, Joseph Cassily, mengatakan serangan terhadap Caesar seharusnya menjadi tanda peringatan. “Tentu saja itu seharusnya menjadi peringatan bagi orang lain khususnya orang tua dan saya pikir dia seharusnya mendapat beberapa pemeriksaan kejiwaan untuk mengetahui mengapa ia bisa melakukan serangan semacam itu. Bukan hanya membawanya keluar tahanan dan membebaskannya untuk menemukan korban baru,” kata Cassily kepada wartawan.
Caesar telah menggugat Morgan State dan menuduh universitas itu mengabaikan meningkatnya kekerasan yang dilakukan Kinyua. Meski mengaku bersalah, Kinyua tidak dikenai hukuman pidana atas tindakanyya terhadap Caesar karena ia berkomitmen akan melakukan pengobatan di Rumah Sakit Jiwa.
Di pengadilan, hakim Stephen Waldron mengatakan ia harus menerima temuan psikiater yang menyatakan bahwa Kinyua tidak bisa bertanggung jawab atas kematian Agyei-Kodie. Ia mengaku sangat bersimpati pada keluarga Agyei-Kodie.
“Hatiku sangat terpukul, saya sangat menyesal,” ujar Waldron. Selama sidang berlangsung, Kinyua terlihat tenang dan berbicara dengan lembut ketika memberitahu hakim bahwa dirinya mengaku salah. Pengobatan yang tengah ia jalani tampakanya membantunya selama menghadapi persidangan. Setelah sidang selesai, Kinyua kembali ke ‘rumah baru’nya di salah satu rumah sakit jiwa di Maryland.